Kamis, 29 September 2011

Yang Terbaik

    Seperti biasa, sekolah yang pada pagi hari  selalu ramai kecuali malam hari. Hari minggu pun sekolah cukup ramai, karena banyak pelatihan ekstrakurikuler. Ada berbagai macam ekskul di sekolah diyon. Di sekolah, Diyon mengikuti ekskul music dan teater. Pada dasarnya, Diyon tidak suka dengan music , tp sekarang berbalik 180derajat. Ia sangat suka dengan , terutama biola dan piano. Kalau sudah bermain 2 alat music tersebut, Dioyon suka lupa waktu. Ia memang siswi yang feminim, manis, kalem, dan suka sekali memakai rok. Diyon siswi kelas 10 di SMA 302 Bogor. Sekolahnya memang lumayan terkenal dengan tata tertibnya.
            Pada semester 2, Diyon ingin ikut ekskul dance karena dance disekolah itu adalah kebanggaan sekolah. Ia pun mendaftar dengan datang ke secret dance. Disana, ia bertemu dengan siswa siswi lainnya yang akan mendaftar. Sayangnya, siswi yang selama ini Diyon hindari ikut mendaftar. Terlambat .. ia mengetahui hal tersebut seusai mengumpulkan formulir. Tak bisa mundur sekarang. Siswi itu lumayan popular disekolahnya. Diyon mengeluh kesah atas keputusannya ini. Tak ada jalan lain selain berhenti, maju, atau menghindar. Diyon tidak mungkin berhenti karena baru mendaftar. Kalau maju, artinya ia harus brtemu dengan siswi itu. Pilihan lain adalah MENGHINDAR.
            “Diyon, kamu di sms sama kak sarah gak?” Tanya feli. “iya. Kamu dateng gak latihan nanti? Kayaknya aku gak bisa dateng deh, soalnya aku ada les nanti.” Dusta diyon, karena tidak ada pilihan lain. “oooh, aku dateng kok. Ntar aku sampein alasan kamu ke kak sarah.” Diyon mengangguk patuh. Kali ini berhasil, aku lolos. Tapi bagaimana selanjutnya? Aaaah, sial. Ini semua gara-gara cewek itu. Gerutu Diyon dalam hati.
            Hari-hari selanjutnya Diyon tetap mencari alasan sampai pada akhirnya ia kehabisan alasan dan harus maju ke tempat yang mengerikan itu. Cerewet sekali dia, sok imut, sok kenal sama kakak kelas, dan kecentilan lainnya. Ahhh yaampun, aku gak boleh kayak gini. Aku bukan anak TK. Saat latihan, aku kena omelan terus oleh mbak Tanti. “Diyon, kalau nge-dance itu gak boleh gitu. Harus energik, bertenaga gitu dong. Daritadi kamu lemes. Udah gak pernah latihan!” omel mbak Tanti. “iya mbak, maaf.” Ucapku dengan nada sesal disertai raut cemberut. Baru pertama kali latihan udah kena marah terus, emang aku gak bisa nge-dance, makannya aku ikut ekskul dance. Aku kan gak kayak Dini, dari kecil emang kerjaannya nari.
            Setiap latihan ekskul, selalu saja dibandingkan dengan Dini, membuat Diyon tambah sebal. Diyon memang nggak bersemangat saat latihan dance, karena ada si kucrut Dini itu. Semakin lama ia semakin kesal, dan pada akhirnya ia bertekad untuk mengalahkankan Dini. Diyon bersungguh-sungguh dalam latihan. Sebenarnya mereka berdua tidak bermusuhan, hanya saja Diyon sebal terhadap Dini. Berhari-hari ia latihan dance, dan selama itu omelan dari mbak Tanti mulai berkurang. Diyon sudah mulai tersenyum puas sekarang saat bertemu Dini. Saat latihan dance bersama mbak Tanti “adik-adik, kita ada event. Kita diundang untuk perform di gedung Sudirman dalam rangka pertemuan pejabat se Bogor 3 minggu kedepan. Jadi kita harus latihan lebih padat sekarang.” “ baik mbak.” jawab serentak
            Hari-hari berlalu dengan lambat, karena setiap hari harus pulang terlambat demi menunjukkan dance paling bagusku. Dance Diyon memang tidak terlalu buruk, tetapi masih dibawah Dini. Diyon terus berusaha agar bisa mengalahkan si kucrut Dini. Bahkan ia rela tidak belajar demi berlatih dirumah. Diyon merasa semangat karena dalam event ini dia bisa menunjukkan kepada dunia bahwa ia tidak dibawah Dinimelainkan nomor satu, menggeser kedudukan Dini.
            Sekarang H-1. Besok Diyon akan perform didepan para pejabat kota itu. Grogi sih memang, tapi Diyon bertekad menampilkan koreonya dengan sempurna. Saat hari H tiba, Diyon merasa percaya diri sampai ia melakukan tarian itu diatas panggung bersama teman-temannya. Takut setelah turun dari panggung. Takut mendengar komentar para pejabat. “kalian semua hebat. Bisa seirama dengan musiknya. Terutama kamu …..” jantungku berdegup kencang mendengar kata-kata mbak Tanti. “Dini.” Hah…. Si kucrut yang tariaannya paling bagus. “kamu juga bagus kok Diyon.” Seolah mbak Tanti mendengar kata hatiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar