brum...jalan ke Pasar Tanjung sama mbak icha. bau, yaaah..namanya juga pasar. mana ada pasar nggak bau (pasar modern tu gk bau) #plakk, gk usah bilang deh. ssst ..
kembali ke topik~
pasar sama saja sama taman sesat, cuma ganti nama jadi Pasar Sesat. hahaha. gini anak yang gak pernah masuk Pasar Tanjung (hiperbol). Di pasar kita ketemu sama ikan tongkol, kentang 1stgh kg, bawang merah, bawang putih, cabe merah, cabe rawit, merica, tempe, salak.
goreng-goreng resep eyang putri mbak icha XD namanya orank arik. enakkk bget, #plakk
masak dari jam 11 selesai jam 4. lama, badan pegel semua. tapi waktu makan, puas rasanya. hasil jerih payah sendiri :)
Kamis, 29 Desember 2011
Rabu, 28 Desember 2011
mentok
hah!! sepertinya saya sudah hampir tidak dianggap, terbukti --> mintak gnti hp=gk boleh. bukti lainnya --> kakak gnti bb=langsung capcus.
cara 1:
mewek-mewek smpek ngambek (njiplak cara kakak) 2hari sama dengan nihil (gagal)
cara 2:
cara dewasa gagal jugag
cara 3:
nyindir-nyindir lagi-lagi gagal
cara 4:
mintak bantu kakak yang satunya (belum dicoba) tapi kyknya gagal
4 cara itu gagal semua. ampun deh >0<
#curcol. hehe
cara 1:
mewek-mewek smpek ngambek (njiplak cara kakak) 2hari sama dengan nihil (gagal)
cara 2:
cara dewasa gagal jugag
cara 3:
nyindir-nyindir lagi-lagi gagal
cara 4:
mintak bantu kakak yang satunya (belum dicoba) tapi kyknya gagal
4 cara itu gagal semua. ampun deh >0<
#curcol. hehe
Selasa, 20 Desember 2011
Sekaligus
sekarang adalah hari sekaligus, sekaligus menyakitkan dan menyenangkan, hehehe. tapi banyakan menyakitkanny~
Minggu, 18 Desember 2011
Pada Mu Aku berakhir
Gundukan karang tempat aku bermain
Terbebas dari penjahat tak berwelas
Adalah sarat menuju lukisan-Nya
Serpihan karang harus mencoba
Menancap pada kaki tak beralas ciliata
Melawan amukan angin yang melarang aku pergi
Menembus huruf-perhuruf menantu eyang
Aku harus sampai
Di bibir laut berlonjak
Ombak bergulung
Gelap, aku gagal
(18-12-2011)
Terbebas dari penjahat tak berwelas
Adalah sarat menuju lukisan-Nya
Serpihan karang harus mencoba
Menancap pada kaki tak beralas ciliata
Melawan amukan angin yang melarang aku pergi
Menembus huruf-perhuruf menantu eyang
Aku harus sampai
Di bibir laut berlonjak
Ombak bergulung
Gelap, aku gagal
(18-12-2011)
Mati
Tersandar pada pekarangan
Penerangan adalah bulan
Bintang laksana kunang
Di antariksa aku tenggelam
Tergeletak saat awan pekat
yang menjadi penawar tak ada
Abu-abu tulisan adalah penghambat
Petuah sudah habis
Bintang-bintang tertutup
Satu tersisa untuk penawar
Jauh harus digapai
atau tidak selamanya
Adalah memegang angin
(18-12-2011)
Penerangan adalah bulan
Bintang laksana kunang
Di antariksa aku tenggelam
Tergeletak saat awan pekat
yang menjadi penawar tak ada
Abu-abu tulisan adalah penghambat
Petuah sudah habis
Bintang-bintang tertutup
Satu tersisa untuk penawar
Jauh harus digapai
atau tidak selamanya
Adalah memegang angin
(18-12-2011)
Pada Dermaga Tua
Kepada dermaga tua
yang tak lain adalah kesaksian
Menjadi tempatr singgah terakhir
Dalam seulas kisah
Kepada dermaga tua
Angin berembus
Berusaha memisahkan entah melarang
Membawa kesuatu tempat asing
Yang tak lain adalah penjara
Kepada dermaga tua
kapal-kapal menjadi nestapa
Menuju keperasingan
Mencari kanvas baru
(18-12-2011)
yang tak lain adalah kesaksian
Menjadi tempatr singgah terakhir
Dalam seulas kisah
Kepada dermaga tua
Angin berembus
Berusaha memisahkan entah melarang
Membawa kesuatu tempat asing
Yang tak lain adalah penjara
Kepada dermaga tua
kapal-kapal menjadi nestapa
Menuju keperasingan
Mencari kanvas baru
(18-12-2011)
Kesaksian Bisu
Tak seperti kisahmu
Aku tertawa renyah mendengarnya
Pada dermaga ini
Adalah kesaksian kau pergi
dan tak akan kembali
Merintis kegiatan baru
Pun teman baru
Melupakan aku meski kau bilang "kita teman selamanya ... "
Aku bisa menyandramu
Bila aku ingin
Membiarkan cinta itu pergi
Tinggalkan satu kembang edelweis yang ayu untukku sebelum kau pergi
saat kembang itu mati kau pasti pulang
Ah, itu palsu
(18-12-2011)
Aku tertawa renyah mendengarnya
Pada dermaga ini
Adalah kesaksian kau pergi
dan tak akan kembali
Merintis kegiatan baru
Pun teman baru
Melupakan aku meski kau bilang "kita teman selamanya ... "
Aku bisa menyandramu
Bila aku ingin
Membiarkan cinta itu pergi
Tinggalkan satu kembang edelweis yang ayu untukku sebelum kau pergi
saat kembang itu mati kau pasti pulang
Ah, itu palsu
(18-12-2011)
Sabtu, 17 Desember 2011
Bersadrah Pada Beranda
Terpaut ku pada hujan
Menatap dari beranda
Tetes-tetes adalah musibah
setetes arti berarti
Jejak palsu yang tertera
Sesat saat kediaman
Diam-diam adalah api
Sajak miskin makna
Hujan tanpa angin
Adalah hampa
Tersesat, entah apa
Terbeban ku dipikul
Bersadrah pada rembulan
(17-12-2011)
Menatap dari beranda
Tetes-tetes adalah musibah
setetes arti berarti
Jejak palsu yang tertera
Sesat saat kediaman
Diam-diam adalah api
Sajak miskin makna
Hujan tanpa angin
Adalah hampa
Tersesat, entah apa
Terbeban ku dipikul
Bersadrah pada rembulan
(17-12-2011)
Tanpa Petunjuk
Batu naunganku
jemari mengetuk-ngetuk pada landasan
Terhempas samudra
Terjun tertarik ikan berenang-renang
Segi tiga permuda sebentar lagi
Menelan makhluk hidup
Hilang tersesat hamparan laut luas
Kembali adalah palsu
Menatap remang-remang kedepan
Ombak bergulung dengan besar
(16-12-2011)
jemari mengetuk-ngetuk pada landasan
Terhempas samudra
Terjun tertarik ikan berenang-renang
Segi tiga permuda sebentar lagi
Menelan makhluk hidup
Hilang tersesat hamparan laut luas
Kembali adalah palsu
Menatap remang-remang kedepan
Ombak bergulung dengan besar
(16-12-2011)
Tak Ada Alasan Untuk Hujan
Kilat guntur gemuruh hujan
Tertahan hujan pada penampungan
Merembas sepersekian detik
Tersisa hujan di atas awan
Di atas gemuruh langit
Kilat bermain perang
Menyambar-nyambar kaki langit
mengalah pada matahari
Menyembur air pada permukaan
Terlihat sedih
Langit ikut murka
Rindu, melepas air bening
Matahari sudah tiada
Menjadi kota mati
(16-12-2011)
Tertahan hujan pada penampungan
Merembas sepersekian detik
Tersisa hujan di atas awan
Di atas gemuruh langit
Kilat bermain perang
Menyambar-nyambar kaki langit
mengalah pada matahari
Menyembur air pada permukaan
Terlihat sedih
Langit ikut murka
Rindu, melepas air bening
Matahari sudah tiada
Menjadi kota mati
(16-12-2011)
Mega Mendung
Terdiam mengkerik pada sudut malam
Jerit melengking terduga
Tergoyang baahu menatap
Yang welas semakin dibutuhkan
Jangkrik menyaring berteriak
Tertutup wahai bulan
Dingin menusuk sepertinya
Kesunyian hati merindu
Tersakiti hati terluka
Menatap indah bintang
Lima sudut yang runcing
terlampiaskan pada malam ini
tersilak angin malam
berganti pada matahari
tetap mendung menanti
(16-12-2011)
Jerit melengking terduga
Tergoyang baahu menatap
Yang welas semakin dibutuhkan
Jangkrik menyaring berteriak
Tertutup wahai bulan
Dingin menusuk sepertinya
Kesunyian hati merindu
Tersakiti hati terluka
Menatap indah bintang
Lima sudut yang runcing
terlampiaskan pada malam ini
tersilak angin malam
berganti pada matahari
tetap mendung menanti
(16-12-2011)
Terdiam mengkerik pada sudut malam
Jerit melengking terduga
Tergoyang bahu menatap
Yang welas semakin dibutuhkan
Jangkrik menyaring berteriak
Tertutup wahai bulan
Dingin menusuk sepertinya
Kesunyian hati merindu
Tersakiti hati terluka
Menatap indah bintang
Lima sudut yang runcing
terlampiaskan pada malam ini
tersilak angin malam
berganti pada matahari
tetap mendung menanti
Jerit melengking terduga
Tergoyang bahu menatap
Yang welas semakin dibutuhkan
Jangkrik menyaring berteriak
Tertutup wahai bulan
Dingin menusuk sepertinya
Kesunyian hati merindu
Tersakiti hati terluka
Menatap indah bintang
Lima sudut yang runcing
terlampiaskan pada malam ini
tersilak angin malam
berganti pada matahari
tetap mendung menanti
Langganan:
Postingan (Atom)